Manaqib Bab 2 dan Terjemahannya
وُلِدَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ بِجِيْلَانَ _ وَهِيَ بِلَادٌ
مُتَفَرِّقَةٌ مِنْ وَرآءِ طَبَرِسْتَانَ _ فِىْ سَنَةِ إِحْدٰىوَسَبْعِيْنَ وَأَرْبَعِ مِائَةٍ _ وَكَانَ فِىْ طُفُوْلِيَّتِه۪ يَمْتَنِعَ مِنَ الرَّضَاعَةِ فِىْ نَهَارِ رَمَضَانَ _ عِنَايَةً مِنَ اللهِ
تَعَالٰى بِه۪ _ وَلَمَّا تَرَعْرَعَ
وَسآرَ إِلٰى طَلَبِ اْلعُلُوْمِ
وَقَصَدَ كُلَّ مِفْضَالٍ عَلِيْمٍ _ وَمَدَّ يَدَه۫إِلٰى اْلفَضآئِلِ فَكَانَ أَسْرَعَ مِنْ خَطْوِ
الظَّلِيْمِ _
Kanjeng Syaikh Abdul
Qodir Al-Jilani, mudah-mudahan Allah meridhoinya, dilahirkan di dusun Jilan,
kota terpencil di luar kota Tobaristan, pada tanggal 1 Ramadhan 471 H. Pada
waktu beliau masih bayi, disiang hari
bulan Ramadhan, beliau tidak mau menetek (menyusu), karena inayah
dari Allah kepada beliau. Dan ketika usianya mendekati baligh, Kanjeng Syaikh gemar mempelajari ilmu
pengetahuan, mengunjungi para ulama yang mulia lagi
berpengetahuan tinggi, dengan amalan-amalan sholihnya mencapai derajat yang
utama, maka kemajuannya dalam bidang ilmu dan amal-amal utamanya sangat maju
bahkan ibarat lebih dari burung merak.
وَتَفَقَّهَ بِأَبِى اْلوَفاَ عَلِيِّ ابْنِ عَقِيْلٍ _ وَأَبِى الْخَطَّابِ
الْكَلْوَذَانِىّ مَحْفُوْظِ بْنِ أَحْمَدَ الْجَلِيْلِ _ وَأَبِى الْحُسَيْنِ
مُحَمَّدِ ابْنِ اْلقَاضِىْ أَبِىْ يَعْلىٰ _ وَغَيْرِهِمْ مِمَّنْ
تُنَصُّ لَدَيْهِ عَرآئِسُ اْلعُلُوْمِ وَتُجَلّٰى _ وَقَرَأَ الْأَدَبَ عَلىٰ أَبِىْ زَكَرِيَّا يَحْيٰى ابْنِ عَلِيِّ التِّبْرِيْزِىْ _ وَاقْتَبَسَ مِنْهُ أَيَّ
اقْتِبَاسٍ _ وَأَخَذَ عِلْمَ
الطَّرِيْقَةِ عَنِ اْلعَارِفِ بِاللهِ الشَّيْخِ أَبِى الْخَيْرِ حَمَّادِ بْنِ
مُسْلِمِ الدَّبَّاسِ _
Kanjeng Sayikh ra.
belajar ilmu fiqih kepada Syaikh Abil Wafa Ali bin Aqil dan kepada Syaikh Abil
Khotob Al-Kalwadzani Mahfudh bin Ahmad Al-Jalil, dan Kepada Syaikh Abil Husaini
Muhammad bin Al-Qodli abi Ya'la, Juga kepada para ulama yang nampak ilmunya
luhur serta derajatnya yang mulya. Dibidang adab Kanjeng Syaikh belajar kepada
Syaikh Abi Zakariya yahya bin Ali Ath-Tibrizi. Disitulah Kanjeng Syaikh
mengunakan kesempatan sebaik-baiknya untuk mengali berbagai hal yang
bermanfa'at dan berguna. Kemudian Kanjeng Syaikh berbai'at belajar ilmu thoriqoh
kepada seorang Guru yang Mursid arif billah, yaitu Syaikh Abil Khoiri Hammad
bin Muslim Ad-Dabbas.
وَلَبِسَ مِنْ يَدِ اْلقَاضِىْ أَبِىْ سَعِيْدِ الْمُبَارَكِ الْخِرْقَةَ
الشَّرِيْفَةَ الصُّوْفِيَّةَ _ وَتَأَدَبَّ بِآدَابِهِ
اْلوَفِيَّةِ _ وَلَمْ يَزَلْ
مَلْحُوْظًا بِالْعِنَايَةِ الرَّبَّانِيَّةِ _ عَارِجًا فِى مَعَارِجِ
اَْلكَمَالَاتِ بِهِمَّتِهِ اْلأَبِيَّةِ _ آخِذًا نَفْسَه۫ بِالْجِدِّ مُشَمِّرًا عَنْ سَاعِدِ اْلإِجْتِهَادِ نَابِذًا
لِمَأْلُوْفِ اْلإِسْعَافِ وَاْلإِسْعَادِ _ حَتّٰى أَنَّه۫ مَكَثَ خَمْسًا وَعِشْرِيْنَ سَنَةً سآئِرًا فِى صَحْرآءِ
الْعِرَاقِ وَخَرَايَاتِه۪ _ لَا يَعْرِفُ النَّاسَ
وَلَا يَعْرِفُوْنَه۫ _ فَيَعْدِلُوْنَه۫ عَنْ أَمْرِه۪ وَيَصْرِفُوْنَه۫ _ وَقَاسٰى فِىْ بِدَايَةِ أَمْرِهِ اْلأَخْطَارُ _ فَمَا تَرَكَ هَوْلًا
إِلَّارَكِبَه۫ وَقَفَّرَ مِنْهُ اْلقِفَارُ _
Kemudian Kanjeng Syaikh
meneruskan bai'at toriqohnya kepada Syaikh Qodli Abi Sa'id Al-Mubarok hingga
mendapat ijin menjadi Syaikh mursid
yang adabiyahnya meniru Syaikh mursyidnya yang sudah sempurnya dan tidak henti-hentinya terpeliharah dari inayah
Allah, sehingga derajatkewaliannya terus naik ketingkat kesempurnaan,
karena cita-citanya yang luhur beliau dapat mengalahkan sifat yang tercela dan
nafsu syaithoniyah yang menyesatkan,
juga cancut tali wondo beliau meniggalkan apa yang menjadi
kesenangannya dan hal-hal yang mubah (boleh), juga meningalkan keramaian dunia,
pergi mengembara ke hutan di negeri Irak selama dua puluh lima tahun sehingga
tidak mengenal orang dan tidak dikenal orang, bahkan banyak orang yang
mencemooh dan tidak mau memperdulikan,
karena keluarga yang menjadi tanggung jawabnya seakan-akan
diabaikan. Pada permulaan beliau melakukan pengembaraan memang dirasakan banyak menghadapi tantangan serta kehawatiran-kehawatiran,
tetapi semua hambatan itu dapat dihadapi dengan
tabah dan tetap melanjutkan pengembaraan kehutan belantara.
وَكَانَ لِبَاسُه۫ جُبَّةَ صُوْفٍ وَعَلىٰ رَأْسِه۪ خُرَيْقَةٌ يَمْشِىْ حَافِيًا فِى الشَّوْكِ وَاْلوَعِرْ _ لِعَدَمِ وِجْدَانِه۪ نَعْلًا يَمْشِيْ فِيْهَا _ وَيَقْتَاتُ ثَمَرَ
اْلأَشْجَارِ وَقُمَامَةَ اْلبَقْلِالتُّرْمٰى _ وَوَرَقَ الْحَشِيْشِ
مِنْ شَاطِئِى النَّهْرِ _ وَلَايَنَامُ غَالِبًا
وَلَايَشْرَبُ الْمَاءَ _
pakaian yang dipakai
jubah dari bulu, kepalanya ditutup sobekan kain, berjalan tanpa sandal, melalui
tempat-tempat berduri di tanah-tanah terjal,
yang demikian itu karena beliau tidak menemukan sandal, makanan nya
buah buahan yang masih dipohon, sayur yang sudah dibuang, daun-daun rerumputan
yang berada di tepi-tepi sungai, bahkan lebih banyak tidur dan tidak minum.
وَبَقِيَ مُدَّةً لَمْ يَأْكُلْ فِيْهَا طَعَامًا _ فَلَقِيَه۫ إِنْسَانٌ فَأَعْطَاهُ صُرَّةَ دَرَاهِمَ إِكْرَامًا _ فَأَخَذَ بِبَعْضِهَا
خُبْزًا سَمِيْدًا وَخَبِيْصًا _ وَجَلَسَ لِيَأْكُلَ
وَإِذًا بِرُقْعَةٍ مَكْتُوْبٍ فِيْهَا _ إِنَّمَا جُعِلَتِ
الشَّهَوَاتُ لِضُعَفآءِ عِبَادِيْ لِيَسْتَعِيْنُوْا بِهَا عَلَى
الطَّاعَاتِ _ وَأَمَّا اْلأَقْوِيآءُ
فَمَا لَهُمُ الشَّهَوَاتُ _ فَتَرَكَ الْأَكْلَ _ وَأَخَذَ الْمِنْدِيْلَ
وَتَرَكَ مَا كَانَ فِيْهِ _ وَتَوَجَّهَ فِى
اْلقِبْلَةِ وَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَانْصَرَفَ _ وَفَهِمَ أَنَّه۫ مَحْفُوْظٌ وَمُعْتَنًىبِه۪ وَعَرَفَ _
Pernah berhari-hari
tidak makan apapun, tiba-tiba dijumpai seseorang yang kemudian memberinya
sebuah kantong yang berisi penuh dengan uang
dirham sebagai penghargaan kepada beliau. Kemudian diambilnya sebagian
untuk membeli tepung, jenang dari kurma dan samin dan duduklah Kanjeng Syaikh
untuk menikmati makanan tersebut. Dengan tiba-tiba ada sebuah kertas yang
jatuh, tulisanya berbunyi : Syahwat itu dijadikan untuk hamba-hamba-Ku yang
lemah, sebagai perantara untuk melaksanakan
ta'at kepada Allah, sesungguhnya hamba-hamba-Ku yang kuat, tentu
tidak mempunyai kesenangan syahwat apapun, seketika itu beliau meninggalkan makan, mengambil saputangan
untuk membungkus nya dan ditinggalkannya lalu menghadap kiblat
shalat dua rakaat, dan kemudian
meninggalkan tempat itu. atas kejadian ini beliau sadar, bahwa dirinya
dijaga oleh Allah dan selalu dalam pertolongan-Nya.
اللهم انْشُرْ نَفَحَاتِ الرِّضْوَانِ عَلَيْهِ
وَأَمِدَّنَا بِلْأَسْرَارِ الَّتِىْ أَوْدَعْتَهَا لَدَيْهِ
Ya Allah, Hamparkanlah bau harum keridhoan-Mu kepada
kanjeng Syaikh, dan anugerahkan kepada kami berkat rahasia
kewalian yang Engkau titipkan kanjeng Syaikh.
Comments
Post a Comment